ISLAM NUSANTARA - NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Cari Disini

SALAAMUN QOULAN MIN ROBBIRROHIIM
Perseteruan panjang ummat islam sejak wafatnya Rosululloh SAW seakan tiada habisnya, saling mengkalim ahlus sunnah wal jama'ah, dengan memproklamirkan kebenaran keyakinannya, apa sebenarnya makna kebenaran itu, dimana kebenaran itu berada, milik siapa kebenaran itu sebenarnya?dan bagaimana kita mengetahui kebenaran itu sendiri?Mengapa Rosululloh SAW sangat menghormati agama lain?Dimanakah Kebenaran Islam?Agama islam sebagai panutan atau Agama islam anutan (yang dianut)?sebuah perbedaan tipis yang menjerumuskan Ummat.......
SELAMAT DATANG di PADEPOKAN WAHYU PAMUNGKAS

Ziarah Kubur

Ziarah Kubur

Para Penghuni Kubur Sangat Bahagia Ketika Diziarahi

Orang yang telah meninggal dunia dan terbaring di alam kubur bisa mengetahui siapa saja orang-orangorang yang datang menziarahinya dan mereka para penghuni kubur merasa bahagia ketika diziarahi. Ini bukanlah dongeng semata, Namun berdasarkan alasan dan dalil-dalil yang kuat dari hadits dan atsar sahabat:

Pekuburan Baqi Madinah

Didalam Ash-Shahihain dikisahkan: Setelah perang Badar, Rasulullah SAW memerintahkan sahabat agar mengumpulkan tentara kafir quraisy yang tewas dan melemparkannya ke sumur kuno.

Selanjutnya beliau berdiri di dekat sumur itu dan memanggil nama mereka satu persatu : "Hai Fulan bin Fulan, hai Fulan bin Fulan. Apakah kalian benar-benar memperoleh apa yang telah dijanjikan tuhan kalian? Sesungguhnya aku sudah mendapatkan apa yang telah dijanjikan Tuhanku". Umar ra bertanya, "Ya Rasulallah! Bagaimana mungkin engkau bisa berbicara dengan orang-orang yang sudah menjadi bangkai?". Jawab beliau, "Demi Dzat yang mengutusku dengan kebenaran. Mereka lebih mendengar perkataanku daripada kalian. Hanya saja mereka tidak mampu menjawab".

Dalam sebuah hadis diriwayatkan, bahwa mayit dapat mendengar suara sandal pelayat sewaktu meninggalkan kuburnya.

Dalam beberapa hadis diriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW mensyariatkan kepada kaum muslimin agar mengucapkan salam kepada penghuni kubur sewaktu menziarahinya :

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ

"Salam sejahera atas kalian, wahai penduduk tempat tinggal kaum mukminin …"

Ucapan salam tersebut menggunakan dhamir mukhathab "'Alaikum" ("atas kalian", kata ganti orang kedua, yakni orang yang diajak berbicara). Tentu saja ucapan itu hanya layak ditujukan kepada orang hidup yang hadhir (dihadapan) yang bisa mendengar, diseru, berfikir dan dapat menjawab salam itu. Jika tidak demikian, berarti ucapan salam tersebut sia-sia, sama artinya berbicara dengan benda mati seperti batu, tanah dll.

Rasulullah SAW bersabda :

مَا مِنْ اَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إِلاّ رَدَّ اللَّهُ عَلَيَّ رُوْحِيْ حَتَّى أَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ

"Tiada seorang muslim pun yang menyampaikan salam kepadaku melainkan Allah mengembalikan ruhku kepadaku, sehingga aku dapat membalas salamnya". (HR Abu Dawud, dari Abu Hurairah ra).

Rasulullah SAW bersabda, "Tiada seorang lelaki pun yang melewati kuburan saudara mukmin yang dikenalnya, lantas ia menyampaikan salam kepadanya, melainkan saudaranya itu mengenalnya dan membalas salamnya". (HR Ibnu Abdil Barr, dari Ibnu Abbas ra).

MAYIT MENGENALI PEZIARAHNYA

Sufyan ats-Tsauri berkata, "Aku pernah mendengar Adh-Dhahhak berkata : Siapa yang berziarah kubur pada hari sabtu sebelum matahari terbit, penghuninya akan mengenal peziarahnya". Seseorang bertanya, "Bagaimana hal itu terjadi?". "Karena keistimewaan hari jum'at", jawab Sufyan ats-Tsauri.

Seorang kerabat 'Ashim al-Jahdary berkisah : sewaktu ia mimpi bertemu dengan 'Ashim setelah enam hari dari matinya, ia bertanya kepadanya :"Bukankah engkau sudah mati? Dan dimana engkau sekarang?". Jawab 'Ashim: "Benar, aku sudah mati. Demi Allah, aku berada di salah satu taman surga. Aku berkumpul bersama teman-temanku setiap malam jum'at dan paginya. Kami bersama-sama mendatangi Abu Bakar bin Abdullah al-Mazny yang baru saja mati untuk menanyakan kabar tentang kalian". "Apakah itu jasad atau ruh kalian?", tanyanya. Jawab 'Ashim : "Jasad sudah membusuk. Hanya ruh-ruh yang saling bertemu". "Apakah kalian mengetahui kedatangan kami menziarahimu?", tanyanya. Jawab Ashim : "Ya, kami mengetahuimu pada hari jum'at petang dan hari sabtu hingga terbit matahari". "Kenapa tidak berlaku untuk setiap hari?". Kata Ashim : "Mengingat keutamaan dan keagungan hari jum'at".

PENGHUNI KUBUR MERASA SENANG DIZIARAHI

Hadis bersumber dari 'Aisyah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Tiada seorang pun yang menziarahi kubur saudaranya lalu duduk di sisinya melainkan ia senang atas kedatangannya, hingga dia bangkit dari duduknya".

Fadhl bin Muwaffiq,




Bagikan artikel ini jika bermanfaat melalui: Facebook Twitter Google+
Posted by Mohammad Al Akbar, Published at 10:13 and have 0 komentar

No comments:

Post a Comment