ISLAM NUSANTARA - NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Cari Disini

SALAAMUN QOULAN MIN ROBBIRROHIIM
Perseteruan panjang ummat islam sejak wafatnya Rosululloh SAW seakan tiada habisnya, saling mengkalim ahlus sunnah wal jama'ah, dengan memproklamirkan kebenaran keyakinannya, apa sebenarnya makna kebenaran itu, dimana kebenaran itu berada, milik siapa kebenaran itu sebenarnya?dan bagaimana kita mengetahui kebenaran itu sendiri?Mengapa Rosululloh SAW sangat menghormati agama lain?Dimanakah Kebenaran Islam?Agama islam sebagai panutan atau Agama islam anutan (yang dianut)?sebuah perbedaan tipis yang menjerumuskan Ummat.......
SELAMAT DATANG di PADEPOKAN WAHYU PAMUNGKAS

PINTU - PINTU SURGA KAUM MUKMININ

PINTU - PINTU SURGA KAUM MUKMININ

MASING-MASING KAUM MUKMININ ALLAH BERIKAN KEISTIMEWAAN

Sangat pilu hati ini
tatkala kita menyaksikan sebagian kaum muslimin merasa sombong dengan keistimewaan yang Allah berikan kepadanya, ambil contoh misalnya:

* Sebagian orang yang Allah Ta’ala berikan kepada mereka pintu jihad, namun mereka mencela para ulama yang sibuk berdakwah dan menebarkan ilmu.

* Demikian pula sebaliknya seorang yang Allah Ta’ala bukakan baginya pintu ilmu mencela para mujahidin dengan tuduhan mereka para mujahid adalah orang-orang yang tidak berilmu.

Atau cibiran-cibiran lain, yang seharusnya kaum muslimin itu saling bahu-membahu melengkapi satu kekurangan demi kekurangan yang lain, serta ibarat satu bangunan yang saling mengokohkan.

Allah Ta’ala telah berfirman,

{ ﻗُﻞْ ﻛُﻞٌّ ﻳَﻌْﻤَﻞُ ﻋَﻠَﻰ ﺷَﺎﻛِﻠَﺘِﻪِ }
Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya.”

(Qs Al-Isra’: 84)

Rasul shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

ﻓﻤﻦ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺩﻋﻲ ﻣﻦ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺠﻬﺎﺩ ﺩﻋﻲ ﻣﻦ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺠﻬﺎﺩ ﻭﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﺩﻋﻲ ﻣﻦ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻭﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺼﻴﺎﻡ ﺩﻋﻲ ﻣﻦ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺮﻳﺎﻥ، ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﺍﻟﺼﺪﻳﻖ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﻋﻠﻰ ﺃﺣﺪ ﻳﺪﻋﻰ ﻣﻦ ﺗﻠﻚ ﺍﻷﺑﻮﺍﺏ ﻣﻦ ﺿﺮﻭﺭﺓ ﻓﻬﻞ ﻳﺪﻋﻰ ﺃﺣﺪ ﻣﻦ ﺗﻠﻚ ﺍﻷﺑﻮﺍﺏ ﻛﻠﻬﺎ؟ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻧﻌﻢ ﻭﺃﺭﺟﻮ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻨﻬﻢ

“Barang siapa yang termasuk ahli shalat maka ia akan dipanggil (ke surga) dari pintu shalat, barang siapa yang ahli jihad dia akan dipanggil dari pintu jihad, barang siapa yang ahli sedekah dia akan dipanggil dari pintu sedekah, dan barang siapa termasuk ahli puasa dia akan dipanggil dari pintu Rayyan.”

Maka berkatalah Abu Bakar As-Siddiq radhiyallahu’anhu,

‘Tentulah masing-masing mereka dipanggil dari pintu masing-masing, namun adakah seorang yang dipanggil dari seluruh pintu tersebut?”

maka Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam,

“Iya, dan aku berharap engkaulah orangnya dari mereka.”

ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺪﺍﻟﺒﺮ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ :
ﻭﻓﻴﻪ : ﺃﻥ ﺃﻋﻤﺎﻝ ﺍﻟﺒﺮ ﻻ ﻳﻔﺘﺢ ﻓﻲ ﺍﻷﻏﻠﺐ ﻟﻺﻧﺴﺎﻥ ﺍﻟﻮﺍﺣﺪ ﻓﻲ ﺟﻤﻴﻌﻬﺎ، ﻭﺃﻥ ﻣﻦ ﻓﺘﺢ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺷﻲﺀ ﻣﻨﻬﺎ ﺣﺮﻡ ﻏﻴﺮﻫﺎ ﻓﻲ ﺍﻷﻏﻠﺐ، ﻭﺃﻧﻪ ﻗﺪ ﺗﻔﺘﺢ ﻓﻲ ﺟﻤﻴﻌﻬﺎ ﻟﻠﻘﻠﻴﻞ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﺃﻥ ﺃﺑﺎ ﺑﻜﺮ ﺍﻟﺼﺪﻳﻖ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻘﻠﻴﻞ

Berkata imam Ibnu Abdil Barr rahimahullah, “Hadits di atas menjelaskan bahwasanya amalan-amalan kebaikan seluruhnya tidaklah Allah berikan kepada manusia seluruhnya, adakalanya Allah bukakan sebuah kebaikan kepada seseorang, namun Allah tidak berikan kepada orang lain, namun terkadang Allah bukakan baginya seluruh pintu kebaikan hanya kepada sedikit dari mereka saja seperti kepada Abu Bakar As-Siddiq radhiyallahu’anhu.”

Pernah ada seorang ahli ibadah bernama Abdullah bin Abdul Aziz Al-‘Amri menyampaikan surat kepada imam Malik agar beliau fokus saja untuk ibadah, serta jangan fokus pada kegiatannya dalam mengajarkan ilmu dan dakwah.
Maka imam Malik menjawab ajakan ini dengan perkataan beliau yang sangat indah,

ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻗﺴﻢ ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ﻛﻤﺎ ﻗﺴﻢ ﺍﻷﺭﺯﺍﻕ، ﻓﺮﺏ ﺭﺟﻞ ﻓﺘﺢ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﻟﻢ ﻳﻔﺘﺢ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻮﻡ، ﻭﺁﺧﺮ ﻓﺘﺢ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻭﻟﻢ ﻳﻔﺘﺢ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻴﺎﻡ، ﻭﺁﺧﺮ ﻓﺘﺢ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻬﺎﺩ ﻭﻟﻢ ﻳﻔﺘﺢ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ، ﻭﻧﺸﺮُ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺗﻌﻠﻴﻤﻪ ﻣﻦ ﺃﻓﻀﻞ ﺃﻋﻤﺎﻝ ﺍﻟﺒﺮ، ﻭﻗﺪ ﺭﺿﻴﺖ ﺑﻤﺎ ﻓﺘﺢ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻲ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ، ﻭﻣﺎ ﺃﻇﻦ ﻣﺎ ﺃﻧﺎ ﻓﻴﻪ ﺑﺪﻭﻥ ﻣﺎ ﺃﻧﺖ ﻓﻴﻪ، ﻭﺃﺭﺟﻮ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻛﻼﻧﺎ ﻋﻠﻰ ﺧﻴﺮ، ﻭﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﺎ ﺃﻥ ﻳﺮﺿﻰ ﺑﻤﺎ ﻗﺴﻢ ﻟﻪ، ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ

“Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menetapkan amal (bagi para hambanya) sebagaimana Allah tetapkan rizki bagi mereka. Bisa jadi Allah Ta’ala bukakan bagi dia pintu amalan shalat (sunnah) namun Allah tidak bukakan bagi dia pintu puasa (sunnah), bisa jadi juga Allah bukakan bagi dia pintu sedekah bukan puasa, dan bisa jadi Allah Ta’ala bukakan bagi dia pintu jihad yang melebihi amalan shalatnya. Sedangkan menyebarkan ilmu dan mengajarkannya adalah sebaik-baik amalan kebaikan, sedangkan aku sudah ridha’ dengan perkara yang Allah telah tetapkan atasku.
Dan aku mengira apa yang ada pada diriku tidak ada pada dirimu, dan aku pun berharap seluruh dari kita sama-sama di atas kebaikan.

Oleh karena itu wajib atas masing-masing kita untuk ridha’ dengan apa yang Allah Ta’ala tetapkan untuk kita,”

Nabi shallahu’alaihi wasallam menjelaskan kepada kita bahwa seorang haruslah benar-benar menekuni dengan sungguh-sungguh apa yang menjadi sisi keistimewaannya.

Beliau bersabda,

" ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺤﺐ ﺇﺫﺍ ﻋﻤﻞ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻋﻤﻼً ﺃﻥ ﻳﺘﻘﻨﻪ "

“Sesungguhnya Allah senang jika salah seorang dari kalian beramal/bekerja dan menekuninya.”

Oleh karena itu jika seorang kurang menonjol dalam masalah ilmu agama namun ia pandai dalam berperang di jalan Allah Ta’ala maka tidak mungkin kita paksakan baginya untuk fokus dalam mendalami ilmu dan dakwah.

Atau demikian juga sebaliknya manakala seorang memiliki kemampuan mumpuni dalam ilmu namun ia memiliki fisik yang lemah dan tidak pandai memainkan senjata kita tidak paksakan dia untuk fokus dalam berjihad.

Maka para shahabatpun masing-masing menonjol dalam amaliyah yang berbeda-beda, contoh Muadz bin Jabal seorang shahabat yang paling tahu tentang halal haram atau ambil contoh di sisi lain Khalid bin Walid yang mendapat julukan pedang dari pedang-pedang Allah Ta’ala.

Tentunya tidak semua
shahabat mampu melakukan apa yang dilakukan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhum ajma’in.

Wallahu a’lam bish shawab.
(Wahyu Sukma)




Bagikan artikel ini jika bermanfaat melalui: Facebook Twitter Google+
Posted by Mohammad Al Akbar, Published at 18:22 and have 0 komentar

No comments:

Post a Comment