ISLAM NUSANTARA - NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Cari Disini

SALAAMUN QOULAN MIN ROBBIRROHIIM
Perseteruan panjang ummat islam sejak wafatnya Rosululloh SAW seakan tiada habisnya, saling mengkalim ahlus sunnah wal jama'ah, dengan memproklamirkan kebenaran keyakinannya, apa sebenarnya makna kebenaran itu, dimana kebenaran itu berada, milik siapa kebenaran itu sebenarnya?dan bagaimana kita mengetahui kebenaran itu sendiri?Mengapa Rosululloh SAW sangat menghormati agama lain?Dimanakah Kebenaran Islam?Agama islam sebagai panutan atau Agama islam anutan (yang dianut)?sebuah perbedaan tipis yang menjerumuskan Ummat.......
SELAMAT DATANG di PADEPOKAN WAHYU PAMUNGKAS

Keseimbangan Hidup

Keseimbangan Hidup

Manusia hidup di dunia ini sebenarnya memiliki dua makna. Dua makna hidup tersebut sebenarnya juga merupakan janji seorang manusia kepada sang Khalik sebelum manusia dilahirkan ke dunia ini. Dua makna hidup itu sendiri juga merupakan perintah Tuhan yang harus dijalankan selama hidup di dunia. Apakah dua makna hidup itu?
Masyarakat Jawa mengenal dua makna hidup tersebut yaitu tansah eling manembah marang Gusti Allah (ini adalah istilah hakikat dari diciptakannya manusia) lan apik marang sak padan-padaning urip (dan hal inilah yang selanjutnya disebut Syari’at). Makna  hidup yang dikenal oleh masyarakat Jawa tersebut juga dikenal dalam ajaran Islam dengan istilah Hablum Minnallah (senantiasa berhubungan dengan Allah) dan Hablum Minan Naas (berbuat baik pada sesama umat).
Dua makna kehidupan tersebut harus senantiasa kita ingat. Pasalnya, jika kita tidak ingat terhadap dua makna hidup tersebut, maka kita akan terkena bencana karena ulah kita sendiri. Misalkan, kita tidak berbuat baik terhadap sesama manusia, maka secara langsung maupun tidak langsung, kita tidak akan disenangi manusia lainnya yang ada di sekitar kita. Itu masih masalah hubungan denganmanusia. Nah, kalau hubungan dengan Tuhan malah harus lebih baik lagi. Jika  dimusuhi manusia, kita masih bisa berlagak sombong dengan mengatakan tak butuh bantuan dari si fulan yang memusuhi kita, tetapi kalau dimusuhi oleh Gusti Allah, kepada siapa kita berlindung dan meminta pengayoman hidup?

Dua hakekat kehidupan itulah yang harus kita pegang dalam hidup ini. Oleh karenaitu, mari kita hayati dua makna hidup itu sebelum melangkah pada penyembahan Gusti Allah yang maha sempurna. Itu sebagai bukti bahwa kita telah menjalankan apayang diperintahkan Gusti Allah kang MahaAdil untuk merengkuh CintaNYA.

Dalam sebuah pendapat lain ada yang mengatkan bahwa syariat dan hakikat adalah dua hal yangtidak terpisahkan, masing masing memiliki perbedaan yang amat dalam namun harus seimbang antara satu dengan yang lain.

Syariat tanpa hakikat bagaikan makhluk yang tak bernyawa, syari’at tanpa hakikat adalah sia-sia dan sebaliknya hakikat tanpa syari’at adalah buta.Keseimbangan menjaga dua hal tersebut merupakan syarat membawa amanat Allah SWT menuju rohmatan lil ‘alamin Pengejawantahan makna tersebut diatas adalah aplikasi dari Syari’at Islam dan Hakikat Islam.(wallahua’lam bishshowab)






Bagikan artikel ini jika bermanfaat melalui: Facebook Twitter Google+
Posted by Mohammad Al Akbar, Published at 21:43 and have 0 komentar

No comments:

Post a Comment