ISLAM NUSANTARA - NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Cari Disini

SALAAMUN QOULAN MIN ROBBIRROHIIM
Perseteruan panjang ummat islam sejak wafatnya Rosululloh SAW seakan tiada habisnya, saling mengkalim ahlus sunnah wal jama'ah, dengan memproklamirkan kebenaran keyakinannya, apa sebenarnya makna kebenaran itu, dimana kebenaran itu berada, milik siapa kebenaran itu sebenarnya?dan bagaimana kita mengetahui kebenaran itu sendiri?Mengapa Rosululloh SAW sangat menghormati agama lain?Dimanakah Kebenaran Islam?Agama islam sebagai panutan atau Agama islam anutan (yang dianut)?sebuah perbedaan tipis yang menjerumuskan Ummat.......
SELAMAT DATANG di PADEPOKAN WAHYU PAMUNGKAS

DIBUTUHKAN SEORANG PEMIMPIN YANG BERJIWA HASTHA BRATA UNTUK PERBAIKAN NKRI

DIBUTUHKAN SEORANG PEMIMPIN YANG BERJIWA HASTHA BRATA UNTUK PERBAIKAN NKRI


Kepemimpinan Hastha Brata dalam Serat Rama (gubahan Raden Ngabehi Jasadipoera I) merupakan wejangan Sri Rama kepada Gunawan Wibisana ketika hendak dinobatkan menjadi raja di negeri Singgelapura atau negeri Alengka sepeninggal gugurnya raja Rahwana. Sri Rama meminta Gunawan Wibisana untuk memulihkan kembali wibawa negeri Alengka yang rusak semasa pemerintahan Rahwana. Salah satu jalan untuk memulihkan kembali wibawa negara haruslah seorang pemimpin meneladan kebajikan delapan dewa, yaitu Dewa Indra, Dewa Surya, Dewa Bayu, Dewa Kuwera, Dewa Baruna, Dewa Yama, Dewa Candra, dan Dewa Brama. Kesemua watak kebajikan delapan dewa itu harus dipegang teguh, tidak boleh ada yang ditinggalkan, apabila ditinggalkan negara akan menjadi cacat.

Ajaran kepemimpinan Hastha Brata tersebut sebagai berikut.
HASTHA BRATA

Seusai perang besar di negeri Alengka

kini tibalah saatnya Ramawijaya
menobatkan Wibisana sebagai raja
menggantikan kakanda Prabu Rahwana.

Wibisana diminta Prabu Ramawijaya
memulihkan kembali wibawa negeri Alengka
yang telah hancur karena perbuatan Rahwana
agar rakyat kembali hidup sejahtera dan bahagia.

Semasa Alengka dibawah kekuasaan Rahwana
rakyat hidup menderita dan penuh sengsara
seluruh negeri seolah-olah terlanda bisa
Wibisana diharapkan dapat menjadi penawarnya.

Dalam menjalan pemerintahan di negeri Alengka
Wibisana hendaklah meneladan delapan dewa:
yaitu Dewa Indra, Dewa Surya, Dewa Bayu, Dewa Kuwera
Dewa Baruna, Dewa Yama, Dewa Candra, dan Dewa Brama.

Dewa Indra adalah dewa keindahan dan kemuliaan
seorang raja hendaklah menebarkan wewangian
menghujani dana merata hingga seluruh kerajaan
sifat tercela dan angkara haruslah dihindarkan.

Dewa Surya adalah dewa penerangan dunia
menyinari kegelapan semesta dengan cahayanya
memberi energi kehidupan kepada makhluk mayapada
oleh karenanya penguasa memberi pencerahan rakyatnya
membangkitkan semangat beribadah dan berkarya
memecahkan segala persoalan penuh dengan bijaksana.

Dewa Bayu disebut pula Hyang Batara Pawana
sosok dewa yang gagah perkasa dan bersahaja
juga teguh pendirian dan tegas penuh wibawa
sebab itu penguasa harus tampil gagah perkasa,
teguh pada pendirian dan tegas berwibawa,
hidup bersahaja agar rakyat selamat sentosa.

Dewa Kuwera adalah putra ketiga Hyang Batara Ismaya
suka memberi petunjuk, fatwa, dan pahala pada dunia
penguasa juga hendaknya suka memberi petunjuk dan fatwa

serta tidak segan-segannya memberi pahala bagi rakyatnya.

Dewa Baruna bertugas menjaga keselamatan isi samudra

yang mampu menampung berbagai aliran sungai yang ada

demikian halnya penguasa dapat menjaga keselamatan negara

mampu menampung berbagai persoalan dan tidak meluap emosinya.

Dewa Yama adalah dewa penjabut nyawa dan penguasa neraka

tugas lainnya adalah memberantas semua perbuatan angkara

seharusnya penguasa juga tidak membiarkan rusaknya negara

yang disebabkan oleh kejahatan dan tindak angkara murka

perusuh, teroris, dan koruptor dibasmi hingga ke akar-akarnya.

Dewa Candra adalah dewa penerang di malam gelap gulita
sinar cahayanya sejuk tenang dan tidak menyilaukan mata
hendaknya penguasa memberi pencerahan saat rakyat duka
kebijakan yang tenang menyejukkan membuat rakyat bahagia.
Dewa Brama adalah dewa penguasa api dan semua sifat panas
setiap hari menerangi kegelapan dan membangkitkan agar tidak lemas
penguasa berkewajiban membangkit semangat rakyat agar tidak malas
kerja keras membangun negara dan bangsa agar hidup lebih puas.

Inilah wejangan Ramawijaya kepada Gunawan Wibisana
yang ditulis oleh Pujangga Jawa R.Ng. Jasadipoera dalam Serat Rama
agar seorang penguasa kapan dan di mana pun berada tidak terlena
penguasa senantiasa menjaga keselamatan dan kesejahteraan rakyatnya.

 




Bagikan artikel ini jika bermanfaat melalui: Facebook Twitter Google+
Posted by Mohammad Al Akbar, Published at 23:29 and have 0 komentar

No comments:

Post a Comment